Sabtu, 24 Februari 2018

ingredients







jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata yunani zingiberi, dari bahasa sansekerta, singaberi.

history of jahe


Jahe diperkirakan berasal dari india. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari tiongkok republik rakyat china. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga asia tenggra, Tiongkok, jepang, hingga timur tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di eropa.


kandungan senyawa jahe




Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG%
Kalori 80kcal
Karbohidrat 17,77g
Air 78,89g
Protein 1,82g
Gula 1,7g
Serat 1,7g
Lemak 0,75g
Vitamin A 0µg
Vitamin C 5mg 6%
Vitamin D 0µg
Vitamin E 0mg
Vitamin B1 (Thiamine) 0,025mg 2%
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,034mg 3%
Vitamin B3 (Niacin) 0,75mg 5%
Vitamin B5 (Panthothenic acid) 0,203mg 4%
Vitamin B9 (Folat) 11µg 3%
Kalsium 16mg 2%
Zat Besi 0,6mg 5%
Magnesium 43mg 12%
Fosfor 34mg 5%
Potassium (Kalium) 415mg 9%
Sodium 13mg 1%
Seng (Zinc) 0,34mg 4%







function:
Tanaman jahe merah yang paling banyak digunakan adalah bagian rimpangnya. Hal ini didukung oleh rimpang jahe merah yang banyak menyimpan kandungan senyawa alami dan yang berpengaruh sebagai pemberi rasa pedas yang menjadi rasa khas pada jahe merah itu sendiri. Kandungan senyawa kimia dari jahe merah terdiri dari gingerol, zingeron, dan shogaol. Selain itu jahe merah mengandung 1-4 % minyak atsiri dan oleoresin. Minyak atsiri dalam rimpang jahe merah juga memiliki komponen senyawa lainnya yang terdiri dari zingerberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral dan shogaol serta kandungan lainnya seperti minyak dammar, pati, asam organik, asam malat, asam aksolat dan gingerin. Inilah yang membuat manfaat jahe merah banyak dimanfaatkan oleh banyak orang. 
Karena kandungan senyawa alami yang dimiliki jahe merah cukup banyak dan cukup tinggi, oleh karenanya jahe merah memiliki segudang manfaat yang luar biasa yang sangat baik digunakan sebagai pengobatan, antara lain :
– Rimpang jahe banyak digunakan sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala.
Kandungan senyawa lainnya yang terkandung dalam rimpang jahe merah :
Rimpang jahe merah selain mengandung senyawa-senyawa kimia tersebut juga mengandung gingerol, 1,8-cineole 10-dehydro-gingerdione, 6-gingerdione, arginine, a-linolenic acid, aspartic, β-sitostrerol, caprylic acid, capsaicin, chlorogenis acid, farnesal, farnesene, farnesl dan unsur pati seperti tepung kanji, serta serat-serat resin dalam jumlah sedikit.
Berdasarkan beberapa penelitian, dalam minyak atsiri jahe terdapat unsur-unsur : n-nonylaldehyde, d-camphene, d-β phellandrene, methyl heptenone, cineol, d-borneol, geraniol, linalool, acetates dan caprylate, citral, chavicol dan zingiberene. Bahan-bahan tersebut merupakan sumber bahan baku terpenting dalam industri farmasi dan obat-obatan.
Kandungan minyak atsiri jahe merah sekitar 2,58 – 2,72% dihitung berdasarkan berat kering. Kandungan minyak atsiri jenis jahe yang lain jauh berada dibawahnya. Ada jahe besar atau jahe badak berkisar 0,82 – 1,68% dan pada jahe kecil atau jahe emprit berkisar 1,5 – 3,3%. Minyak atsiri umumnya berwarna kuning sedikit kental dan merupakan senyawa yang memberikan aroma yang khas pada jahe.
Besarnya kandungan minyak atsiri dipengaruhi oleh umur tanaman. Artinya, semakin tua umur jahe tersebut, maka semakin tinggi kandungan minyak atsirinya.
Berdasarkan efek farmakologisnya, jahe merah memiliki manfaat untuk melancarkan sirkulasi darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menghangatkan tubuh, antiradang dan penambah nafsu makan dan sangat apabila dikonsumsi oleh wanita yang sedang dalam masa menstruasi.

KARESTIRISTIC
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 sampai 1500 m dari permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah yaitu pada ketinggian 500 sampai 950 m. Agar dapat berproduksi optimal, jahe memerlukan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun dengan kelembaban 80% dan pH 5,5 sampai 7 serta cukup unsur tanah. Dalam penanamannya jahe tidak boleh tergenang air. Tanaman jahe dapat dipanen saat berusia tiga sampai empat bulan, namun ada pula yang dipanen saat masih diusia muda sekitar umur satu bulan untuk dimanfaatkan menjadi beberapa produk olahan jahe.
Di pasaran terdapat tiga varietas jahe. Pertama merupakan jahe gajah atau dikenal juga dengan jahe badak. Jahe jenis ini merupakan jenis jahe yang sangat disukai oleh kalangan pasar internasional. Bentuknya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu pedas. Daging rimpangnya biasanya berwarna kuning hingga putih. Kedua adalah jahe kuning, merupakan jenis jahe yang paling banyak digunakan untuk bumbu terutama konsumsi lokal. aroma dan rasanya cukup tajam dengan ukuran rimpang sedang dan berwarna kuning. Ketiga adalah jenis jahe merah,. Jenis jahe ini merupakan jenis jahe dengan kandungan atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sangat cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit berwarna merah dan memiliki serat lebih besar dibanding jahe biasa.
Saat budidaya jahe, petani seringkali dikhawatirkan oleh serangan cendawan fusarium atau bakteri pseudomonas yang dapat menyebabkan seluruh areal lahan rusak dan tanaman layu dan mati. Serangan kedua hama tersebut bahkan dapat menyerang tanaman jahe yang berumur tiga sampai empat bulan. Sehingga bila satu atau dua tanaman sudah terkontaminasi hama, maka seluruh areal harus dipanen meskipun masih berumur muda untuk diolah menjadi asinan jahe. Selain disebabkan oleh benih yang sudah terkontaminasi, penyakit layu cendawanpun bisa disebabkan oleh areal lahan yang masih tercemar oleh bibit penyakit.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar